Tidak terasa sudah satu tahun lebih masa pandemi ini kita lewati. Sebuah virus corona yang kemudian dikenal dengan nama Covid-19, pertama ditemukan di daerah Wuhan China pada bulan November 2019 dengan ditemukan pasien mengalami gejala flu yang disertai radang paru-paru masif yang mudah menular. Penyakit ini berkembang hingga ke seluruh dunia, walaupun pada saat pertama kali terjadi wabah, petugas setempat berusaha mengisolir wilayahnya secara ketat. Hal ini dikarenakan kehidupan manusia modern dengan tingkat mobilitas yang tinggi dengan mudahnya berpindah dari suatu wilayah hingga pelosok dunia.
Hingga saat ini berdasarkan Data Respository by The Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at John Hopkins University per tanggal 23 April 2021 sudah mencapai 141 juta kasus diseluruh dunia dan Indonesia menyumbang 1,15 % dari kasus di dunia.
Virus Covid-19 masuk ke Indonesia dilaporkan pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 saat Presiden Jokowi mengumumkan ada dua orang Indonesia positip terjangkit virus tersebut. Kasus virus Covid-19 sampai ke kota Purbalingga pada pertengahan Maret 2020. Pada saat itu Instalasi Gawat darurat (IGD) RSUD Goeteng baru saja menggunakan gedung baru yang sudah tersedia satu ruang isolasi standar.
Pada awal tersebarnya berita pandemi ini, petugas di IGD sudah melakukan persiapan apabila menjumpai kasus tersebut. Namun pada saat itu belum diperkirakan akan mewabah dengan sangat masiv. Persiapan ruang isolasi, alur masuk pasien, Standard Prosedur Operasional (SPO), penetapan zona dan kebutuhan alat pelindung diri (APD) mulai disiapkan secara bertahap. Beruntung pada saat pertama diduga ditemukan kasus Covid-19, IGD sudah dapat menerapkan sesuai prosedur keamanan penanganan penyakit menular.
Seiring berjalannya waktu selama pandemi tahun 2020, kasus semakin meningkat. Dahulu wilayah Purbalingga masih zona hijau sehingga penerapan skrining pasien dari zona luar terutama zona merah diberlakukan. Namun sayangnya pandemi ini berjalan dengan cepat sehingga wilayah Purbalingga menjadi daerah dengan transmisi lokal.
Segala perubahan-perubahan dilakukan oleh IGD RSUD Goeteng, dari mulai perubahan sistem skrining, penetapan zona di area IGD, kecukupan APD, SPO yang disesuaikan dengan situasi dan bahkan penambahan ruang isolasi darurat (menjadi 5 ruang isolasi) untuk menampung pasien yang cukup banyak. Tujuannya supaya tidak terjadi penularan nosokomial di area IGD.
Petugas IGD selalu ditekankan penerapan protokol kesehatan secara ketat baik terhadap pasien maupun sesama petugas IGD. Pasien diduga Covid-19 ditempatkan secara terpisah diruang isolasi yang selalu tertutup dengan pasien non Covid-19. Petugas yang merawat pun terpisah tersendiri dengan alat kesehatan terpisah. Petugas IGD juga menggunakan APD level 3 guna mencegah penularan dari pasien.
Alur perpindahan pasien dari ruang isolasi IGD ke ruang isolasi perawatan bangsal menggunakan alat secara tertutup dan dengan jadwal tertentu, sehingga kemanan pasien lain, petugas rumah sakit dan pengunjung rumah sakit aman.
Pelayanan kehamilan di RSUD Goeteng dari IGD sudah dipisahkan antara pasien Covid-19 dan non Covid-19, demikian juga pelayanan perawatan neonatus.
Dinamika virus ini memang menunjukan peningkatan dan penurunan selama pandemi 2020. Menjelang awal tahun 2021 ini setelah pemerintah mencanangkan imunisasi terhadap petugas kesehatan yang kemudian diikuti oleh petugas pelayan publik dan lansia, kasus Covid-19 cenderung mengalami penurunan. Hal ini ditunjukan dengan jumlah kunjungana pasien Covid-19 di RSUD Goeteng. Data kunjungan pasien Covid-19 di IGD dari awal bulan Januari sampai dengan Maret mengalami penurunan (data terlampir).
Data Kunjungan Pasien Covid-19 di IGD RSUD Goeteng Tahun 2021
Bulan |
Jumlah Kunjungan |
Januari | 98 pasien |
Februari | 32 pasien |
Maret | 12 pasien |
Petugas IGD tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tetap menjamin pengunjung IGD agar tidak terjadi penularan nosokomial. Pengunjung cukup aman dengan pelayanan IGD RSUD Goeteng. Selain itu, petugas IGD RSUD Goeteng telah mendapatkan vaksin secara lengkap. Petugas IGD tetap menggunakan APD dan menerapkan protokol kesehatan dengan tujuan untuk keselamatan pasien. Petugas IGD RSUD Goeteng tidak meng-Covidkan pasien, untuk menegakan diagnosa covid-19 dilakukan skrining secara objektif sesuai dengan gejala yang timbul dan pemeriksaan penunjang. Pengunjung tidak perlu takut akan di-covid-kan oleh petugas IGD dan tidak perlu khawatir akan stigma bahwa RSUD Goeteng sebagai RS Covid. Ruang isolasi di RSUD Goeteng juga sudah berkurang menjadi satu bangsal isolasi.
Mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir sehingga tidak ada kekhawatiran berlebihan terhadap penularan virus ini, dengan tetap menjalani kehidupan new normal menjalankan 5 M yaitu Menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilitas dan mencegah kerumunan.
Ruang Bayi dan Anak di Instalasi Gawat darurat
Ruang PONEK (Kegawatdaruratan Ibu melahirkan dan bayi) IGD
Ruang Isolasi di IGD RSUD Goeteng
Gambaran Pelayanan di IGD RSUD Goeteng selengkapnya dapat dilihat di bawah ini